Ilmu pengetahuan teknologi dan kemiskinan
9.1. Ilmu Pengetahuan
9.1. Ilmu Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan dan sikap yang ilmiah
Di kalangan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu
selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal
tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis,, metodis, rasional/logis, empiris,
umum, dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah
sederhana karena macam-macam pandangan serta teori, yang diantaranya adalah
Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan
dapat merangsang budi. Menurut Decartes ilmu pengetahuan merupakan
serba budi. Oleh Bacon dan David Home diartikan sebagai
pengalaman indera dan batin. Menurut Immanuel Kant merupakan persatuan
antara budi dan pengalaman. Dan teori Phyroo mengatakan tidak ada kepastian
dalam pengetahuan. Dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan diperoleh
sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi,
pengalaman, sintesis budi, atau meragukan dikarenakan tidak ada sarana untuk
mencapai pengetahuan yang pasti. Banyaknya teori dan pendapat tentang
pengetahuan dan kebenaran menyebabkan suatu definisi dari ilmu pengetahuan akan
mengalami kesulitan. Sebabmembuat suatu definisi dari definisi ilmu pengetahuan
yang dikalangan ilmuwan sendiri sudah ada keseragaman pendapat, hanya akan
terperangkap dalam tautologis saja(pengulangan tanpa kejelasan).
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan
objektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah. Bukan membahas tujuan ilmu itu
sendiri, sehingga benar-benar objektif, terlepas dari prasangka yang bersifat
subjektif. Sikap yang bersifat ilmiah meliputi 4 hal yaitu:
1. Tidak
ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang
objektif.
2. Selektif,
artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung
oleh fakta dan gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
3. Kepercayaan
yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indera
dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
4. Merasa
pasti bahwa setiap pendapat, teor, maupun aksioma, terdahulu telah mencapai
kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
9.2.
Teknologi
Teknologi
Dalam konsep yang pragmatis dengan kemungkinan berlaku
secara akademis, dapatlah dikatakan, bahwa ilmu pengetahuan(body of knowledge),
dan teknologi sebagai suatu seni(state of art) yang mengandung pengertian yang
berhubungan dengan proses produksi;menyangkut cara bagaimana sumber, tanah, modal,
tenaga kerja dan keterampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi.
Sehingga teknologi itu adalah metode sistematis untuk mencapai setiap tujuan
insani(Eugene Staley, 1970). Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam
masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang
kehidupan manusia menjadi lingkup teknis.
Ciri
fenomena teknik pada masyarakat
Fenomena teknik pada masyarakat menurut
Sastrapratedja(1980) memiliki ciri-ciri berikut:
1. Rasionalitas,
artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan
dengan perhitungan rasional.
2. Artifisialitas,
artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
3. Otomatisme,
artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis.
Demikian pula dengan teknik mampu mengelimkinasikan kegiatan non-teknis menjadi
kegiatan teknis.
4. Teknis
berkembang pada suatu kebudayaan.
5. Monisme,
artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
6. Universalisme,
artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan idiologi, bahkan dapat
menguasai kebudayaan.
7. Otonomi,
artinya teknik berkembang menurut prinsip sendiri-sendiri.
Ciri-ciri
teknologi Barat
Ciri-ciri teknologi Barat:
1. Serba
intensif dalam segala hal, seperti modal, organisasi, tenaga kerja, dan
lain-lain, sehingga lebih akrab dengan kaum elit daripada dengan buruh itu
sendiri.
2. Dalam
struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan sifat ketergantungan.
3. Kosmologi
atau pandangan teknologi Barat adalah: menganggap dirinya sebagai pusat yang
lain feriferi, waktu berkaitan dengan kemajuan secara linier, memahami realitas
secara terpisah dan berpandangan manusia sebagai tuan atau mengambil jarak
dengan alam.
9.3.Ilmu
pengetahuan teknologi dan nilai
Pengertian
ilmu pengetahuan teknologi dan nilai
Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan
nilai atau moral. Hal ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya
melalui kebijaksanaan pembangunan,yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Masalah nilai kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi ini menyangkut perdebatan sengit dalam menduduk perkarakan nilai
dalam kaitannya dengan ilmu dan teknologi. Sehingga kecenderungan ada dua
pemikiran berbeda yaitu : menyatakan ilmu bebas nilai dan ilmu tidak bebas
nilai sikap lain pada permasalahan ini
ada yang menyatakan kita tidak perlu mengaitkan antara ilmu dan nilai. Pendapat
yang terakhir ini kurang dapat dipertanggung jawabkan, meningat bahwa nilai
atau moral merupakan hal yang mendasar dalam kehidupan manusia.
9.4.
Kemiskinan
Pengertian
kemiskinan
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Kemiskinan merupakan tema
sentral dari perjuangan bangsa, sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan
kemerdekaan bangsa, dan motivasi fundamental dari cita-cita menciptakan
masyarakat adil dan makmur.
Kemiskinan di Kalangan Penyandang Disibilitas Masalah
Krusial Ekonomi
Kamis, 27 Desember 2018 - 12:10 WIB
JAKARTA - Kemiskinan di kalangan penyandang
disabilitas dinilai menjadi masalah krusial bagi perekonomian. Untuk itu,
diperlukan upaya guna memperbaiki kesejahteraan di kalangan penyandang
disabilitas guna mengurangi kemiskinan.
Mensos mengatakan, sebanyak 24% penyandang disabilitas berperan sebagai kepala keluarga. Hal ini menjadi hal yang sangat memprihatinkan karena di antara para penyandang disabilitas tersebut banyak yang tidak memiliki pekerjaan.
"Angka 22 juta penyandang disabilitas ini bukan angka kecil, data update dari Kementerian Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa di antara penyandang disibilitas itu sebanyak 24% berstatus kepala rumah tangga. Ini menunjukkan rantai kemiskinan di penyandang disabilitas adalah masalah krusial," ujar Agus Gumiwang di Jakarta, Kamis (27/12/2018).
Karena itu, kata dia, upaya mengurangi rantai kemiskinan pada penyandang disabitas menjadi salah satu arahan dari Presiden Joko Widodo. Untuk itu, pemerintah akan mendorong penyandang disabilitas melalui program Kemandirian.
"Salah satunya kita punya program prioritas untuk memutuskan rantai kemiskinan di kalangan penyandang disabilitas yakni dengan menyelenggarakan program guna mendorong mereka mandiri secara sosial dan ekonomi," katanya.
Untuk itu, Kementerian Sosial terus melakukan pendekatan kepada kementerian lain terkait upaya penciptaan lapangan pekerjaan bagi para penyandang disabilitas tersebut.
Mensos mengatakan, sebanyak 24% penyandang disabilitas berperan sebagai kepala keluarga. Hal ini menjadi hal yang sangat memprihatinkan karena di antara para penyandang disabilitas tersebut banyak yang tidak memiliki pekerjaan.
"Angka 22 juta penyandang disabilitas ini bukan angka kecil, data update dari Kementerian Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa di antara penyandang disibilitas itu sebanyak 24% berstatus kepala rumah tangga. Ini menunjukkan rantai kemiskinan di penyandang disabilitas adalah masalah krusial," ujar Agus Gumiwang di Jakarta, Kamis (27/12/2018).
Karena itu, kata dia, upaya mengurangi rantai kemiskinan pada penyandang disabitas menjadi salah satu arahan dari Presiden Joko Widodo. Untuk itu, pemerintah akan mendorong penyandang disabilitas melalui program Kemandirian.
"Salah satunya kita punya program prioritas untuk memutuskan rantai kemiskinan di kalangan penyandang disabilitas yakni dengan menyelenggarakan program guna mendorong mereka mandiri secara sosial dan ekonomi," katanya.
Untuk itu, Kementerian Sosial terus melakukan pendekatan kepada kementerian lain terkait upaya penciptaan lapangan pekerjaan bagi para penyandang disabilitas tersebut.
Menurut saya: alangkah baiknya jika pemerintah dapat
membuat lapangan pekerjaan yang merata di seluruh daerah, saya juga setuju
bahwa penyandang disabilitas perlu didorong melalui program mandiri.
Ciri-ciri
manusia yang hidup dibawah garis kemiskinan
Ciri-cirinya:
1. Tidak
memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan, dsb.
2. Tidak
memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri,
seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha.
3. Tingkat
pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar, karena harus
membantu orang tua mencari tambahan penghasilan.
4. Kebanyakan
tinggal di desa sebagai pekerja bebas seperti berusaha apa saja.
5. Banyak
yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan
Fungsi
kemiskinan
Kalau kita menganut teori fungsionalis dari
statifikasi(tokohnya Davis), maka kemiskinan pun mempunyai sejumlah fungsi
diantaranya:
1. Fungsi
ekonomi: penyediaan tenaga untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial,
membuka lapangan pekerjaan baru dan memanfaatkan barang bekas (masyarakat
pemulung).
2. Fungsi
sosial: menimbulkan alturisme (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi
kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan
merangsang munculnya badan amal.
3. Fungsi
kultural: sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi
sastrawan
dan memperkaya budaya saling
mengayomi antar sesama manusia.
4. Fungsi
politik: berfungsi sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk
musuh bersaing bagi kelompok lain.
Dikutip dari :

Comments
Post a Comment